Kinerja Bank Pemerintah Semester I 2015
Kemarau di tahun ini sepertinya akan menjadi masa-masa paceklik bagi dunia perbankan. Semester I 2015 ini saja, sejumlah bank terpaksa harus merelakan sebagian dari keuntungannya menyusut yang diakbibatkan oleh kelesuan ekonomi serta tingginya beban bunga. Padahall jika kondisi semacam ini terus berlanjut akan banyak pihak yang pada akhirnya mengajukan protes. Bukan hanya bankir yang merasa terancam akan kehilangan bonus, akan tetapi demikian halnya engan para pemegang saham yang merasa was-was karena harga saham juga mengalami penurunan.
BTN dinilai paling solid di tahun 2015
Memang tidak semua bank pemerintah, contohnya saja seperti BTN. Dibandingkan dengan bank di skala lokasl lainnya, dapat dikatakan bahwa bank pemerintah ini memiliki kinerja yang paling solid. Bank yang lebih berfokus pada bidang pembiayaan rumah ini memang berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 831 miliar, sehingga dapat dikatakan bahwa BTN mengalami pertumbuhan 54,25% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Lebih meyakinkannya lagi ketika sektor riil melesu, BTN sendiri mampu mengerek kreditnya hingga mengalami pertumbuhan dari 18,33% menjadi memasuki nilai Rp 126,13 triliun.
Performa bank pemerintah lainnya
OCBC NISP memiliki performa yang tidak kalah cemerlang dibanding dengan BTN. Hal ini terbukti di kesuksesannya dalam meningkatkan laba bersih yang hanya 16% year on year menjadi senilai Rp 735 milir sekaligus juga meningkatkan net interest margin atau NIM dari Rp 1,8 triliun menjadi mampu mencapai Rp 1,95 triliun dengan kata lain pertumbuhan yang dialaminya mencapai 8%.
Sedangkan untuk kinerja dari BCA sendiri dapat dikatakan standar karena masih membukukan angka pertumbuhan laba sebesar 8,8% menjadi senilai Rp 8,5 triliun. Meskipun pencapaian tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan semester I pada tahun lalu, 2014. Hanya saja sayangnya BNI justru berada dalam posisi yang tragis sepanjang semester I 2015 bank pelat merah ini membukukan laba bersih yang hanya mampu mencapai Rp 2,43 triliun, turun sekitar 50,8% dibandingkan dengan tahun lalu.