Harga Emas Kian Melemah Dengan Naiknya Bursa Saham

Melalui perdagangan di haru Rabu minggu ini, harga emas kian melemah akibat naiknya bursa saham. Adapun hal tersebut tentunya mengurangi besarnya investasi logam mulia, apalagi dengan menguatnya mata uang dolar AS yang semakin menguat.

Menurut pasar spot, emas mengalami penurunan harga sebesar 0,2% hingga menjadi US$ 1.084 tiap ons-nya. Sementara emas berjangka Amerika Serikat pun semakin terpuruk 0,2 % hingga US$ 1.083,20 untuk tiap ounce.

Turunnya harga emas sendiri, sudah diprediksi ketika memasuki akhir tahun di 2015, di mana harga emas berdasarkan pasar dunia semakin merosot. Penuturnan harga dari logam mulia yang satu ini akibat tertekan penguatan dari mata uang dolar Amerika Serikat di samping naiknya bursa saham.

Sementara itu, untuk harga perak sendiri mengalami peningkatan hingga 0,2 % dan kini menjadi US$ 13,82 tiap ounce-nya. Sedangkan, harga platinum sendiri meningkat hingga 0,6 % kini menjadi US$ 837,53 tiap ounce-nya.

Dengan peningkatan bursa saham di Asia pada posisi terendah selama empat tahun beriringan dengan upaya China untuk menstabilkan nilai mata uangnya. Hal ini tentunya membawa ketenangan bagi bursa saham itu sendiri. Karena itulah, hal tersebut pula berdampak dengan merosotnya harga emas. Di sisi lain, merosotnya harga minyak mulai menyentuh nilai terendah hingga kurang dari US$ 30 untuk tiap barelnya. Belum lagi sentimen peningkatan mata uang AS yang kini semakin menguat di tengah merosotnya mata uang rupiah.

Menurut Kepala Riset dari Shandong Gold Group Shu Jiang sendiri yang dikutip di lama Reuters pada hari Rabu 13 Januari 2016, berpendapat “Pasar dunia sendiri mengharapkan jika the Federal Reserve atau bank Sentral Amerika Serikat kembali meningkatkan suku bunga kedua kalinya. Hal tersebut memicu penguatan dolar AS yang membuat harga emas semakin tertekan.”

Pergerakan ekonomi yang semakin liar yang dipicu oleh kekhawatiran ekonomi di China sendiri berjalansemakin sulit demi menstabilkan ekonomi China sesuai harapan. China termasuk konsumen emas paling besar di dunia yakni mencapai 1000 ton tiap tahunnya. Di samping itu, logam mulia tak jarang dianggap menjadi alternatif investasi saat ketidakpastian keuangan.

Comments for this post are closed.