Harga Minyak Anjlok Kurang Dari USD 30/Barel
Harga jual minyak mentah kini semakin anjolk sampai kurang dari USD 30/barel, hal tersebut merupakan pertama kalinya selama 12 tahun menuju level ancaman bagi keberlangsungan hidup perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika Serikat.
Adapun penurunan harga jual minyak secara beruntun hingga 7 hari sendiri dipicu akibat kekhawatiran akan kelebihan pasokan serta kurangnya permintaan dari pihak China selaku konsumen minyak terbesar kedua yang ada di dunia.
Adapun harga jual minyak mentah dari West Texas Intermediate (WTI) sampai menyentuh nilai paling rendah sampai USD 29,93 dan terakhir kali tampak di bulan Desembar 2003 silam.
Berbagai analisis sendiri tentunya memperingatkan bahwa harga minyak dapat menyentuh nominal USD 20 tiap barelnya. Bahkan kemarin harga jual minyak mentah di AS sendiri diperdagangkan di bawah level USD 50 hingga tahun 2021.
Sebagai dampaknya BP Pic (BP.L) yakni perusahan minyak serta gas raksasa di Inggris, kemarin hendak mengurangi tenaga kerjanya sampai 5% untuk menghadapi tingkat penurunan lanjutan pada harga minyak mentah dunia ini. Sedangkan perusahaan minyak Brasil Petrobas atau PETR4.SA sendiri mengurangi rencana investasi ketiga kalinya dalam kurun waktu 6 bulan.
Adapun pihak Exxon Mobil Corp (XOM.N) dan Royal Dutch Shell PlX (RDSa.L) sementara sudah melihat adanya tingkat penurunan dari saham mereka, di mana masing-masing terjadi penurunan sahams sekitar 4% dan 11%.
Pasalnya, pemotongan terbaru dengan terjadinya PHK serta pemotongan belanja sampai miliaran dolar hingga 18 tahun di level USD 100 ke atas tiap barrelnya di musim panas tahun 2014. Penurunan semakin tajam lebih lama dibandingkan apa yang diperkirakan, hingga menginjak level kritis. Sedangkan untuk negara Rusia sendiri sebagai negara yang bergantung terhadap energi hingga setengah dari anggaran pendapatan serta 40% ekspor saat harga minyak di level USD 30 untuk tiap barelnya dapat meminimalisir dana hanya selama 1 tahun saja.
Hal ini tentunya memberikan kekhawatiran perkembangan perusahaan minyak dunia. Bahkan jika harga minyak semakin melemah, imbasnya akan semakin banyak pula tingkat pengangguran di dunia dengan terjadinya pemangkasan jumlah karyawan.